Jakarta – Kepergian suami dari jurnalis senior Najwa Shihab menjadi kabar duka yang mengundang simpati luas dari masyarakat. Meski terpukul, putri dari cendekiawan Muslim Prof. Quraish Shihab itu menunjukkan sikap tenang dan penuh keikhlasan dalam menghadapi cobaan hidupnya.
Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, sosok yang selama ini setia mendampingi Najwa, tutup usia di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional pada Selasa (20/5), dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Prosesi pemakaman berlangsung dalam suasana syahdu, disertai hujan ringan yang jatuh sejak pagi.
Prof. Quraish Shihab yang mendampingi putrinya dalam pemakaman menyampaikan bahwa Najwa telah mempersiapkan diri secara batin untuk menghadapi kehilangan ini.
“Ia memang berduka, tapi menerima dengan penuh kepercayaan bahwa semua telah digariskan oleh Tuhan. Tidak ada keluhan, hanya doa dan rasa syukur atas kebersamaan yang pernah ada,” ucap beliau dengan mata berkaca.
Quraish juga menyoroti fenomena hujan yang turun saat pemakaman sebagai bentuk kasih sayang dari Sang Pencipta. Dalam pandangan beliau, hujan di saat duka adalah isyarat bahwa almarhum pergi dalam keadaan diridhai.
“Dalam ajaran kami, jika langit menangis saat seseorang dimakamkan, itu pertanda bahwa kepergiannya diridhai. Hujan membawa rahmat,” tambahnya.
Jenazah Ibrahim dimakamkan dengan diiringi doa dari keluarga, kerabat dekat, dan sahabat yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Banyak yang mengenang almarhum sebagai pribadi hangat dan rendah hati, yang lebih memilih berada di balik layar meski istrinya dikenal luas di publik.
Di tengah rasa kehilangan, keluarga besar Najwa Shihab memilih untuk terus menguatkan hati dan saling mendukung. Quraish menutup dengan harapan bahwa duka ini akan menjadi pelajaran tentang pentingnya menerima dan mensyukuri takdir dengan lapang dada.
Tinggalkan Balasan