Jakarta – Seorang wanita penumpang bus TransJakarta yang sempat menjadi korban tuduhan tidak berdasar akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan kasusnya secara damai. Ia sebelumnya diteriaki “teroris” oleh seorang penumpang pria, yang kemudian menuai kecaman luas di media sosial.
Peristiwa tersebut terjadi saat wanita tersebut berada di dalam bus TransJakarta koridor 6. Ia duduk mengenakan pakaian gelap dengan masker dan jaket, lalu tiba-tiba diteriaki oleh seorang pria yang menuduhnya sebagai teroris hanya karena penampilannya. Teriakan tersebut memicu kepanikan di dalam bus, bahkan beberapa penumpang terlihat langsung berlarian keluar.
Wanita tersebut, yang berinisial N, kemudian mendatangi Polda Metro Jaya untuk memberikan keterangan. Ia mengaku sangat terpukul dengan kejadian tersebut dan merasa martabat serta nama baiknya tercoreng di hadapan publik. Meski begitu, ia memilih untuk tidak melanjutkan proses hukum dan memilih jalur damai.
“Aku memilih berdamai bukan karena takut atau lemah, tapi karena aku ingin hidupku kembali tenang. Ibuku sedang sakit, dan aku ingin fokus merawat beliau,” kata N kepada awak media.
Keputusan N mendapat banyak simpati dari warganet. Banyak yang mengapresiasi sikap dewasanya dalam menghadapi insiden tersebut. Tak sedikit pula yang mengecam pelaku atas tindakan gegabah dan rasis yang berpotensi membahayakan keselamatan orang lain.
Sementara itu, pihak kepolisian menyebut bahwa pelaku telah meminta maaf secara langsung kepada N dan menyesali perbuatannya. Dengan dasar kemanusiaan dan pertimbangan pribadi, N akhirnya menerima permintaan maaf itu.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi publik untuk tidak mudah menghakimi seseorang hanya berdasarkan penampilan. Stigma dan ketakutan yang tidak berdasar bisa berujung pada ketidakadilan bagi pihak yang tak bersalah.
Tinggalkan Balasan