Piccolo Teatro

Heboh! Oknum Dokter di Bandung Diduga Lakukan Pelecehan, Motif Tak Lazim Terkuak



Bandung — Dunia medis dikejutkan oleh kabar menggemparkan dari salah satu rumah sakit besar di Kota Bandung. Seorang dokter muda yang tengah menjalani pendidikan spesialis diduga melakukan tindakan tak senonoh terhadap seorang perempuan di lingkungan rumah sakit. Peristiwa ini terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), yang dikenal luas sebagai pusat layanan kesehatan rujukan di Jawa Barat.

Korban dalam kasus ini diketahui merupakan pendamping pasien yang sedang menjalani perawatan intensif. Dalam kondisi kelelahan, ia diminta oleh dokter tersebut untuk mengikuti proses medis tambahan di ruangan tertentu. Tanpa curiga, korban mengikuti arahan sang dokter, namun situasi berubah ketika mereka tiba di tempat sepi yang tak seharusnya digunakan untuk prosedur kesehatan.

Berdasarkan penyelidikan awal, pelaku berinisial P diketahui memiliki ketertarikan menyimpang yang mengejutkan. Ia disebut-sebut merasa terangsang melihat orang dalam kondisi tidak sadar atau lemah. Ini tentu menyalahi kode etik dan moralitas profesi yang seharusnya menjunjung tinggi keselamatan serta kehormatan pasien.

Kepolisian segera menindaklanjuti laporan tersebut dan telah mengamankan pelaku untuk dimintai keterangan. Penyelidikan masih berlangsung, termasuk pemeriksaan kondisi psikologis tersangka guna menggali motif lebih dalam. Pihak rumah sakit juga telah mengambil sikap tegas, memastikan bahwa mereka akan bersikap kooperatif dalam proses hukum serta memperketat pengawasan terhadap tenaga medis di lingkungan mereka.

Peristiwa ini menimbulkan keresahan di masyarakat dan memunculkan pertanyaan besar soal mekanisme pengawasan tenaga kesehatan di institusi pendidikan dan rumah sakit. Tak sedikit warganet yang mengungkapkan kemarahan dan kekecewaan atas insiden ini.

Para pengamat menyarankan agar seleksi calon dokter tidak hanya berfokus pada kecerdasan akademik semata, tetapi juga kesehatan mental dan integritas pribadi. Lingkungan medis tidak boleh menjadi tempat bagi individu dengan kecenderungan berbahaya seperti ini.

Hingga kini, proses hukum masih berjalan. Publik berharap kasus ini dapat menjadi pembelajaran besar bagi dunia medis agar tak lagi ada korban lain yang mengalami pengalaman traumatis seperti ini. Kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan harus dijaga, dan itu dimulai dari ketegasan terhadap pelanggaran sekecil apa pun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *