Piccolo Teatro

🚨 Kapal Terbakar di Tengah Laut: Teriakan Minta Tolong Menggema dari KM Barcelona V


Sulawesi Tenggara – Suara mesin kapal yang biasanya menenangkan mendadak digantikan oleh jerit panik dan api yang berkobar. KM Barcelona V, kapal penumpang yang tengah berlayar menuju Kendari, dilalap api ketika berada di tengah laut pada Minggu sore. Ratusan orang yang berada di dalamnya tidak punya banyak pilihan selain melompat ke laut demi keselamatan.

🌫️ Kobaran Api dan Kepanikan Mendadak

Asap tebal muncul dari ruang bawah kapal, membuat penumpang panik. Tanpa aba-aba, sebagian langsung mencari jalan keluar, sementara yang lain berusaha menyelamatkan anak-anak dan orang tua.

“Langit mendadak gelap, bukan karena malam… tapi karena asap,” ungkap seorang penumpang pria yang berhasil diselamatkan. “Saya lihat api mulai dari bagian belakang, lalu orang-orang mulai melompat.”

🚤 Operasi Penyelamatan yang Melelahkan

Tim penyelamat bergerak cepat setelah menerima sinyal darurat. Kapal-kapal kecil dan nelayan sekitar ikut membantu menarik korban dari air. Sejauh ini, lebih dari 570 orang berhasil dievakuasi, meski tiga orang tak bisa diselamatkan, dan dua lainnya masih dalam pencarian.

Beberapa korban mengalami luka bakar ringan dan trauma akibat loncatan darurat ke laut.

📋 Masih Banyak Pertanyaan yang Menggantung

Apa yang memicu api belum dapat dipastikan, tetapi dugaan sementara mengarah pada kerusakan sistem kelistrikan kapal. Di sisi lain, muncul tanda tanya besar soal jumlah penumpang yang melebihi data manifest, memicu spekulasi soal kelalaian pengelola.

“Selalu ada yang janggal. Setiap kali ada insiden laut, jumlah orang yang naik dan yang tercatat tidak pernah cocok,” kata salah satu relawan kemanusiaan.

🗣️ Desakan Perubahan dan Evaluasi

Tragedi ini menghidupkan kembali diskusi publik soal keamanan transportasi laut. Banyak pihak mendesak agar inspeksi kapal lebih ketat dan perlengkapan keselamatan wajib tersedia dalam jumlah cukup.


🤲 Harapan dan Pelajaran dari Laut

Di balik musibah, terlihat pula nilai kemanusiaan. Penduduk sekitar membuka rumah mereka untuk para penyintas, nelayan tanpa pikir panjang menyelamatkan nyawa di tengah asap dan api.

Laut Sulawesi hari itu menyimpan duka, tetapi juga menyuarakan harapan bahwa peristiwa serupa tak lagi terulang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *